FUNGSI KANDANG YANG MASUK SINAR MATAHARI UNTUK PERKEMBANGAN TERNAK BEBEK / AYAM
Vitamin D dibutuhkan oleh ayam untuk
metabolisme kalsium dan fosfor yang tepat dalam pembentukan tulang yang
normal, paruh yang keras, kuku dan kulit telur yang kuat. Dampak dari
defisiensi vitamin ini cukup merugikan peternak. Bagaimana kiat
mengatasinya?
Vitamin D adalah istilah yang umum dipergunakan terhadap
beberapa turunan (derivat) yang larut dalam lemak, yang aktif dalam
pencegahan ricketsia pada hewan-hewan. Vitamin ini terdapat dalam bentuk
yaitu, egocarsiferol (D-2) dan cholecalsiferol (d-3). Vitamin D-2 hanya
bermanfaat bagi mamalia, sedangkan untuk unggas memanfaatkan vitamin
D-3.
Cholecalsiferol berasal dari 7-dehidrocholesterol yang bila
terkena sinar ultraviolet akan membentuk vitamin D-3. defisiensi
vitamin D lebih banyak terjadi pada ternak ayam semua umur yang
dipelihara secara terkurung dan tidak mendapat sinar matahari, juga bila
ransumnya tidak cukup ditambahkan vitamin D.
Vitamin D menurut
Afrijoni (1992), sangat diperlukan ayam dan berkaitan dengan kalsium dan
fosfor. Transportasi kalsium yang aktif bergantung pada vitamin D dalam
ransum. Vitamin D merangsang kalsium dan fosfor untuk melewati sel
mukosa usus kecil sehingga menaikkan kadar unsur ini dalam darah dan
cairan ekstraseluler tulang yang siap mengalami kalsifikasi. Vitamin D
juga berpengaruh dalam fungsi hormon Parathypoid. Hormon parathypoid
memberi efeknya terhadap translokasi kalsium bila vitamin D ini ada.
Sedangkan
fungsi hormon parathypoid adalah untuk mengatur tingkat kalsium darah
yang diperlukan bukan saja untuk pembentukan tulang, tapi juga untuk
homeostatis dan untuk denyut jantung yang baik. Dengan demikian vitamin D
untuk ayam pembibit juga penting untuk daya tetas yang normal.
Kebutuhan vitamin D pada ayam
Kebutuhan
vitamin D untuk ayam tergantung pada sumber kalsium dan fosfor yang ada
dalam ransum, imbangan kalsium dan fosfor, serta apakah hewan tersebut
cukup mendapat sinar matahari. Pemeliharaan ayam sistem intensif dimana
cahaya matahari kurang masuk dalam kandang, maka vitamin D perlu
ditambahkan dalam ransum.
Sedangkan bila mendapat sinar matahari
11-45 menit/hari, sudah cukup untuk mencegah ricketsia pada ayam yag
sedang tumbuh.
Afrijoni juga menyebutkan, sebagai pedoman kebutuhan dari
vitamin D untuk ayam broiler sebesar 500 IU pada awal dan 300 IU pada
ayam broiler masa akhir (4 minggu lebih). Semuanya itu dinyatakan dalam
kg ransum. Kebutuhan kalsium dan fosfor pada ayam broiler masa awal
masing-masing adalah 1% 0,45% dari ransum. Sedangkan kebutuhan
kalsium dan fosfor broiler pada masa akhir, masing-masing adalah 0,85% 0,4% dari ransum.
Kebutuhan vitamin D untuk ayam petelur pada
masa perkembangan adalah 200 IU/kg ransum, sedangkan pada masa
berproduksi adalah 500 IU/kg ransum. Kebutuhan kalsium dan fosfor untuk
anak ayam petelur masing-masing adalah 0,9% 0,7% ransum. Untuk
ayam petelur masa produksi kebutuhan kalsium dan fosfor masing-masing
adalah 3,25% 0,5% dari ransum.
Gejala defisiensi
Jika
ransum kurang vitamin D maka gejala defisiensi akan terlihat setelah
berlangsung 4 hari . Apabila defisiensi vitamin ini tidak diperbaiki,
sebagian besar anak ayam yang diberi ransum tersebut akan mati setelah
kurang lebih 8 hari .
Gejala khas dari defisiensi vitamin D adalah rachitis
dan osteomalasia. Rachitis terjadi karena kegagalan tulang untuk tumbuh
dalam bentuk normal pada hewan muda. Sedangkan osteomalasia terjadi
akibat reabsorbsi dari tulang yang telah terbentuk pada hewan tua.
Penyakit
rachitis memperlihatkan gejala tulang-tulang yang salah bentuknya,
paruh yang menjadi lunak, kelemahan kaki, kaki bengkok, gaya jalan kaku,
tulang dada bengkok, cara menjaga keseimbangan badan kurang sempurna,
bulu kurang hidup dan angka kematian yang tinggi.
Gejala lain yang
terlihat pada anak ayam adalah pertumbuhan terhambat dan adanya
ricketsia (rapuh/patah). Ricketsia ditandai dengan kelemahan yang hebat
pada kaki anak ayam sehingga susah berjalan.
Ricketsia umumnya
terjadi pada umur 2-3 hari. Pada bangsa-bangsa ayam yang berwarna akan
terjadi pewarnaan bulu yang abnormal bila terjadi defisiensi vitamin
ini. Untuk ayam dewasa gejala pertama yang tampak adalah menipisnya
kulit telur, kemudian produksinya menurun, telurnya mengecil dan daya
tetasnya kurang.
Embrionya akan mati pada hari ke 18-19 dan
memperlihatkan pertumbuhan rahang bawah yang tidak sempurna. Ayam dewasa
dapat bertahan hidup meski kekurangan vitamin D, tetapi tulang dadanya
menjadi lunak dan ayam tidak dapat berjalan.
Dampak dari defisiensi vitamin D cukup merugikan peternak.
terapi
yang penting disini adalah tindakan pencegahan agar ayam cukup mendapat
asupan vitamin D. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan mengusahakan
supaya keadaan kandang cukup mendapat sinar matahari. Bila ayam
dipelihara dalam kandang yang tidak dimasuki sinar matahari (clouse
house), maka ransumnya harus ditambahkan vitamin D dalam jumlah yang
cukup.
No comments:
Post a Comment