Musim Hujan Datang Ayam Tetap Senang
Musim Hujan Datang Ayam Tetap Senang
Modifikasi peternakan untuk menghadapi musim hujan dapat mengoptimalkan performa ayam
(Sumber : Dok. Medion)
Di
Eropa, empat musim mengharuskan setiap pelaku peternakan melakukan
modifikasi agar tumbuh kembangnya ayam tetap berjalan optimal, misalnya
menggunakan closed house dan pengaturan lingkungan di dalamnya.
Hal yang sama juga sebaiknya dilakukan di Indonesia. Meskipun hanya
ada dua musim, karena karakteristik musim hujan dan kemarau berbeda
sehingga penyesuaian pun perlu dilakukan. Dengan penyesuaian tersebut
maka ayam akan merasa nyaman dan produktivitas maksimal dapat terus
tercapai. Kuncinya ialah mau mencoba karena jika tidak dicoba tentu
kita tidak akan tahu hasilnya.
Karakteristik Kondisi Peternakan di Musim Hujan
Kondisi
peternakan saat musim hujan tentu berbeda dengan saat musim kemarau.
Curah hujan yang tinggi, suhu yang lebih rendah dan kelembaban tinggi
adalah karakteristik umum musim hujan. Ketiganya akan mempengaruhi
beberapa komponen peternakan seperti air minum, pakan, kandang dan bibit
penyakit.
1. Air Minum
Peningkatan
curah hujan tentu akan menambah volume air tanah. Meski jumlahnya
bertambah, hal ini justru sering memicu masalah baru yaitu penurunan
kualitas air dan keterbatasan daya serap air oleh tanah.
Penurunan
kualitas terjadi secara fisik maupun biologi (jumlah mikroorganisme).
Secara fisik yaitu keruh, berbau dan bercampur lumpur. Air tanah yang
bercampur lumpur akan mempermudah penyumbatan pipa-pipa air minum dan
memicu terbentuknya biofilm (endapan di dalam pipa air minum yang merupakan tempat tumbuh dan berkembangnya bibit penyakit).
Terbatasnya daya serap air oleh tanah berpotensi menimbulkan dua masalah yaitu :
- Timbulnya genangan air ataupun banjir
Baik
genangan air maupun banjir sama-sama menimbulkan permasalahan pelik.
Genangan air menjadi tempat ideal untuk berkembang biaknya parasit
(serangga, cacing dan koksidia), bahkan bakteri terutama E. coli (penyebab colibacilosis) dan Haemophillus paragallinarum
(penyebab korisa). Hal inilah yang memicu peningkatan jumlah kasus
penyakit tersebut saat musim penghujan. Hal lebih buruk tentu akan
terjadi bila banjir yang mencakup kerugian material (kerusakan dan
hambatan transpotasi) maupun penyebaran penyakit.
- Pencemaran air tanah oleh bakteri patogen
Banyaknya
jumlah air yang menembus pori-pori tanah akan mengubah struktur tanah.
Dampaknya ialah pori-pori tanah membesar sehingga memungkinkan air
membawa serta bakteri patogen, misalnya E. coli dari tanah di lapisan atasnya menuju sumber air tanah. Inilah jawaban mengapa sumber air tanah dapat tercemar E. coli dan berbagai bakteri lainnya.
2. Pakan
Pakan
merupakan substrat kaya nutrisi yang juga mudah lembab. Sifat mudah
lembab ini menjadi celah untuk tumbuh dan berkembangnya mikro-organisme
misalnya jamur. Saat musim hujan, kelembaban udara tinggi (80%)
sehingga sangat mendukung pertumbuhan jamur terutama di pakan.
Pakan yang terkontaminasi jamur (berwarna hitam) dibandingkan dengan yang masih bagus
(Sumber : en.ergonomic.com)
Selain
penurunan mutu pakan baik secara kualitas (penurunan kadar nutrisi)
maupun secara kuantitas (penggumpalan dan kerusakan pakan), pakan
terkontaminasi jamur juga beresiko tercemar mikotoksin. Mikotoksin
adalah toksin (racun, red) yang dihasilkan oleh jamur. Fungsi
mikotoksin bagi jamur sendiri, masih belum bisa dipastikan.
Keberadaannya meningkat mengikuti pertumbuhan koloni jamur.
Dibandingkan itik, ayam relatif lebih tahan mikotoksin. Bagi ayam, mikotoksin menyebabkan kondisi immunosuppresif
(gangguan kekebalan tubuh). Kondisi ini menyebabkan ayam mudah
terinfeksi bibit penyakit. Meski begitu, ancaman kematian ayam secara
serentak bisa terjadi.
3. Kandang
Kandang terbuka (open house)
memang membuat ayam rentan terkena langsung dampak musim hujan. Naik
turunnya suhu dan kelembaban, arah aliran angin yang fluktuatif, bahkan
tampias air hujan yang masuk ke kandang adalah beberapa dampak langsung
akibat datangnya musim hujan. Faktor tersebut tentu akan mempengaruhi
stamina dan produktivitas ayam.
Pada kandang postal, litter menjadi mudah lembab sehingga rentan menggumpal. Litter yang menggumpal harus dihindari karena merupakan tempat akumulasi ammonia di dalam kandang.
Pada kandang panggung, faktor drainase (sistem pengaliran air, red)
di sekitar kandang, letak feses terhadap tanah di sekitarnya dan
ketinggian kandang terhadap tanah harus diperhatikan. Genangan air dapat
timbul jika drainase di sekitar kandang kurang baik. Terlebih
jika genangan air berada tepat di bawah kandang yang juga merupakan
timbunan feses. Alhasil, feses menjadi becek dan menimbulkan sejumlah
masalah seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya.
4. Bibit Penyakit
Bibit
penyakit di musim hujan sedikit berbeda dibandingkan musim kemarau.
Penularan melalui udara yang sering muncul saat musim kemarau, memang
agak berkurang di musim hujan. Tetapi penularan melalui air minum justru
meningkat.
Namun
hal ini tidak berarti penyakit pencernaan lebih dominan daripada
penyakit pernapasan. Struktur anatomi ayam yang tidak mempunyai sekat
pembatas hidung dengan rongga mulut menyebabkan ayam juga dapat
terserang penyakit pernapasan melalui air minum misalnya korisa, CRD,
AI, ILT dll.
Perdarahan di usus buntu akibat infestasi Eimeria tenella (koksidiosis), merupakan kasus yang sering merebak di musim hujan
(Sumber : Dok. Medion)
(Sumber : Dok. Medion)
Peningkatan
populasi serangga di musim hujan juga perlu diwaspadai. Lebih jauh,
hal ini akan dijelaskan di bagian suplemen. Serangga inilah yang
membawa agen penyakit di dalam feses ke tempat pakan dan air minum.
Berbagai bibit penyakit di dalam feses dapat disebarkan dengan cara
tersebut. Terlebih saat musim hujan, telur cacing dan bakteri E. coli memiliki daya ta-han lebih baik saat di luar tubuh ayam.
Modifikasi Peternakan
Beberapa
perubahan lingkungan yang terjadi saat musim hujan sudah cukup untuk
membuat ayam stres. Tanpa tindakan nyata, stres akan memicu penurunan
daya tahan tubuh ayam yang akhirnya mengganggu produktivitas ayam.
Melalui Info Medion ini, kami menawarkan modifikasi sederhana metode
pemeliharaan saat musim hujan yaitu :
1. Modifikasi Air
Dominannya penularan penyakit di musim hujan melalui air minum harus ditanggapi dengan perbaikan kualitas air minum yaitu:
- Pembuatan instalasi air minum terpadu
Membuatnya
tidak serumit dan semahal kalimat di atas karena komponennya ada di
sekitar kita. Intinya adalah membuat air minum memenuhi syarat baku mutu
air, di antaranya adalah bebas dari bibit penyakit misalnya jumlah
bakteri E. coli = nol/zero, jernih, tidak berasa dan tidak berbau.
Minimal, instalasi air minum terdiri atas penampungan air tanah pertama, pengendapan, penyaringan dan desinfeksi di torn masing-masing kandang. Prosesnya dimulai dari pengambilan air tanah menuju torn
untuk diendapkan. Selain secara alami, pengendapan dapat dibantu
dengan pemberian tawas (2,5 g untuk 20 liter air minum). Tawas juga
dapat diberikan di kolam penampungan.
Air
lalu dialirkan melewati penyaringan menuju kolam penampungan.
Penyaringan bisa menggunakan kawat berlubang kecil yang diletakkan di
bagian pertengahan atas torn. Lakukan pembersihan saringan dan
pengangkatan endapan minimal seminggu sekali agar instalasi air minum
tetap berfungsi optimal.
Di
kolam penampungan air, dapat dilakukan berbagai tindakan perbaikan
kualitas fisik air (bau, kejernihan, rasa dan sebagainya) yaitu
melewatkan air melalui lapisan pasir, arang kelapa dan batuan. Pasir
berfungsi sebagai penyaring. Arang kelapa akan menyerap bau sedangkan
batuan akan menjernihkan dan menahan pasir yang terbawa air. Terakhir,
air dialirkan ke torn untuk didesinfeksi sebelum diberikan ke ayam.
Desinfeksi air bisa menggunakan Medisep 3 ml/10 liter air minum, Desinsep 30 ml/1000 liter air minum dan Neo Antisep
3 ml/7,5 liter air minum. Desinfeksi air sebaiknya dilakukan sesudah
pengendapan agar desinfektan bekerja lebih efektif karena senyawa dalam
desinfektan mudah terpengaruh oleh adanya molekul organik (molekul yang
mengandung ion karbon) di dalam endapan tanah
Bagan penyaringan air minum sederhana
(Sumber : Dok. Medion)
(Sumber : Dok. Medion)
- Tindakan lain
Alangkah
baiknya, jika pembuatan instalasi air dibarengi peninjauan kondisi
sumur terhadap tumpukan feses dan pemeriksaan kualitas air minum. Jarak
minimal keduanya ialah 10 meter. Makin dekat, air rentan terkontaminasi
feses. Jarak yang sama juga berlaku untuk septic tank dan kolam pengolahan limbah lainnya.
Selain
jarak, arah aliran air tanah juga patut diperhatikan. Sebaiknya sumber
air tanah untuk sumur terletak lebih tinggi daripada sumber air di
bawah tempat feses karena air mengalir dari tempat tinggi ke rendah.
Jika tidak, air mengalir dari tempat feses ke sumur yang akan
meningkatkan resiko pencemaran air sumur oleh bibit penyakit dari feses
yang terbawa aliran air. Jika air sumur terletak lebih dalam, lakukan
sanitasi air.
2. Modifikasi Kandang
Modifikasi pada kandang open house diharapkan dapat menekan dampak musim hujan bagi ayam.
a. Penanganan feses
Feses
di bawah kandang panggung harus dibersihkan sebelum musim hujan
datang. Selain karena faktor kualitas udara, feses yang kering “lebih
bersahabat” bagi pekerja pengangkat feses. Bau yang menyengat karena
akumulasi ammonia yang dikeluarkan dari feses yang basah beresiko
mengganggu kesehatan pekerja. Feses basah juga mengandung bibit penyakit
yang dapat menginfeksi pekerja seperti E. coli, Mycobacterium sp. dan Salmonella sp.
Setelah
feses diangkat, tinggikan tanah di pertengahan bawah kandang dan buat
melandai turun menuju luar kandang. Di luar kandang, buat parit kecil
di sekitar kandang yang akan menampung air dari tumpukan feses menuju
tempat pengolahan limbah. Sistem ini akan mencegah terbentuknya genangan
air di bawah kandang, meminimalisir bau dan membantu mempercepat
keringnya feses.
b. Penanganan litter
Di kandang postal, litter harus dijaga tetap kering. Segera ganti litter yang menggumpal jika hanya sedikit litter yang menggumpal. Dan tambahkan litter baru di atas litter lama jika banyak litter
yang menggumpal dan segera angkat saat kosong kandang. Lebih
berhati-hati saat mengganti air minum ialah satu tips mudah dan efektif
mengurangi litter menggumpal.
Pembersihan feses di bawah kandang (kiri) pembuatan parit-parit di sekitar kandang akan mengalirkan air dan mencegah genangan air (kanan) (Sumber: Dok. Medion)
c. Perbaikan fisik
- Pemeriksaan kondisi atap, dinding dan lantai kandang. Perbaiki atap yang bocor. Lebarkan atap jika dirasa tampias air hujan masih mengenai ayam. Dinding kandang harus mampu mengurangi kecepatan aliran angin yang masuk ke kandang. Ganti kayu yang lapuk dengan yang baru agar tidak menjadi sarang serangga
- Tirai, sebagai dinding tambahan, harus difungsikan secara optimal. Manajemen tirai yang baik akan melindungi ayam dari cengkeraman suhu rendah dan angin, khususnya ayam usia muda. Keputusan membuka dan menutup tirai dapat disesuaikan dengan kecepatan angin, suhu maupun curah hujan
Tirai
ditutup saat angin berhembus kencang, suhu rendah atau saat hujan
lebat. Jika perlu, tirai dua lapis dapat digunakan. Sebaiknya pembukaan
tirai dari atas ke bawah agar ayam tidak terkena dampak langsung dari
perubahan cuaca
- Desinfeksi kandang. Lakukan penyemprotan desinfektan ke kandang. Formades dan Sporades untuk kandang kosong sedangkan Zaldes, Medisep dan Antisep untuk kandang berisi ayam
3. Modifikasi Penanganan Pakan
Kualitas
pakan harus tetap terjaga hingga dikonsumsi oleh ayam. Oleh karena
itu, peternak sebaiknya melakukan beberapa tindakan yaitu:
a. Saat di gudang
Kelembaban
udara yang relatif lebih tinggi (kelembaban ideal : 60%) dibanding
musim kemarau menyebabkan jamur mudah berkembang. Perlu diketahui jamur
sangat mudah berkembang saat kelembaban 80-90% dengan suhu 10-42oC. Lakukan serangkaian tindakan penanganan antara lain:
- Memastikan kadar air dalam pakan tidak lebih dari 14%. Pakan yang memiliki kadar air lebih dari 14% lebih mudah ditumbuhi jamur karena lembab. Hal serupa juga akan terjadi bila pakan terkena percikan air atau berkontak dengan udara. Untuk itu, periksa juga apakah ada karung pakan yang sobek
- Menambahkan anti jamur (mould inhibitor) ke dalam pakan. Biasanya mengandung asam yang bekerja mengubah pH pakan menjadi lebih rendah sehingga jamur tidak bisa tumbuh. Oleh karena itu, kadang mould inhibitor bisa berfungsi juga sebagai feed acidifier yang akan menurunkan pH lambung ayam agar jamur yang masuk ke tubuh ayam tidak dapat berkembang. Selain itu, merangsang pengeluaran enzim-enzim pencernaan sehingga nutrisi dalam ransum dicerna lebih baik
- Toxin binder (pengikat racun misalnya mikotoksin) dapat ditambahkan ke dalam pakan. Salah satu contoh toxin binder adalah sodium bentonite
Penggunaan kayu sebagai alas pakan dapat mencegah pakan menjadi lembab
(Sumber : Dok. Medion)
(Sumber : Dok. Medion)
- Melakukan pembatasan masa penyimpanan pakan yaitu tidak melebihi 10 hari. Selain itu, sediakan alas di bawah tumpukan pakan agar tidak kontak langsung dengan lantai. Tindakan tersebut akan mencegah pakan lembab dan akhirnya menggumpal terutama yang paling bawah. Pilih kayu yang tidak mudah lapuk dan sulit basah seperti kayu jati dan meranti. Lakukan juga pemeriksaan berkala kondisi alas pakan agar tidak menjadi sumber jamur
- Metode first in first out (FIFO) yang berarti pakan yang pertama kali datang adalah pakan yang pertama kali diberikan ke ayam
Selain
jamur, perhatikan pula adanya kutu, tikus dan serangga. Hewan tersebut
pun bisa memakan dan merusak pakan sehingga kadar nutrisinya menurun
serta berpotensi menyebarkan penyakit.
b. Saat pemberian
Kualitas
pakan cepat menurun saat terpapar udara. Oleh karena itu, lakukan
pembagian pemberian pakan. Untuk ayam dewasa, dianjurkan pakan diberikan
dua kali yaitu di pagi dan sore hari. Ikuti petunjuk pemberian pakan
sesuai standar dari breeder. Dua tindakan tersebut akan menekan
bahkan menghindari pakan tersisa yang dapat menjadi media yang baik
untuk pertumbuhan jamur. Sebelum diberikan pakan, hendaknya tempat pakan
dibersihkan dahulu dari sisa-sisa air dan pakan lama.
Tindakan
membolak-balikkan pakan, selain akan menggugah selera makan ayam, juga
dapat memperlambat penurunan kualitas pakan. Pakan yang tidak
dibolak-balik akan memberi kesempatan jamur untuk menempel dan tumbuh di
pakan.
4. Modifikasi Tubuh Ayam
Fokusnya
adalah memperbaiki kondisi tubuh ayam agar tahan terhadap kondisi
lapang. Oleh karena itu, peternak patut mengedepankan tindakan-tindakan
pencegahan yaitu:
- Pemberian multivitamin sebagai feed supplement seperti Fortevit dan Vita Stress akan meningkatkan daya tahan tubuh ayam
- Melaksanakan program vaksinasi sesuai jadwal. Beri perhatian terhadap penyakit-penyakit yang meningkat saat di musim hujan seperti ND, AI, korisa dan IB
- Melaksanakan program deworming (pemberian obat cacing) rutin terutama di peternakan layer yang memiliki masa hidup lebih lama. Beri obat cacing saat ayam berumur 1 bulan atau saat pindah ke kandang baterai. Pengulangan obat berdasarkan tipe kandang dan jenis cacing yang akan dibasmi. Untuk kandang postal berikan tiap 1 bulan sedangkan kandang baterai tiap 3 bulan. Menghadapi cacing gilik, deworming sebaiknya diulang tiap 1-2 bulan, untuk cacing hati tiap 3-4 bulan sedangkan cacing pita tiap 1 bulan
- Cleaning program (aplikasi antibiotik sebagai tindakan pencegahan). Akan lebih efektif jika peternak juga memiliki data kejadian penyakit sehingga cleaning program dapat benar-benar dilakukan sebelum penyakit terjadi.
Lakukan
dan lihatlah hasilnya. Semoga modifikasi sederhana ini bisa membantu
Anda dalam menghadapi musim hujan ini. Sukses selalu!
Info Medion Edisi Januari 2010
No comments:
Post a Comment